Wednesday, July 07, 1999

Delapan BTO Digabung dengan Bank Danamon

Delapan BTO Digabung dengan Bank Danamon
KOMPAS - Rabu, 07 Jul 1999 Halaman: 2 Penulis: FEY Ukuran: 3464
DELAPAN BTO DIGABUNG DENGAN BANK DANAMON

Jakarta, Kompas
Pemerintah akan menggabungkan delapan bank yang diambil alih
(bank take over/BTO) pada tahun 1998 dan 1999 ke dalam Bank Danamon
yang diambil alih tahun 1998. Sementara, Bank Risjad Salim
Internasional (RSI) yang diambil alih tahun 1999 akan digabung
dengan Bank Central Asia (BCA), sedangkan Bank Niaga yang kini
berstatus BTO khusus, tidak ikut digabungkan karena akan ditawarkan
kepada investor asing. Demikian Kepala Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) Glenn M Yusuf kepada pers, usai pertemuan antara
sejumlah anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dengan Kepala BPPN
dan Menteri Keuangan, Selasa (6/7), di Jakarta. Pertemuan yang
membahas hal-halseputar restrukturisasi perbankan dan kredit itu
dipimpin Wakil Ketua DPA Agus Sudono.

"Semua BTO di luar Bank Niaga, BCA, dan Bank RSI, akan digabungkan
dengan Bank Danamon," kata Glenn, seraya menambahkan penggabungan itu
mungkin dilakukan tahun ini. Bank-bank yang akan digabungkan menjadi
Bank Danamon itu terdiri dari, dua BTO tahap pertama (tahun 1998) dan
enam BTO tahap kedua (1999). Dua BTO tahap pertama yang dimaksud
adalah Bank Tiara Asia dan Bank PDFCI, sedangkan enam BTO tahap kedua
adalah Bank Duta, Bank Nusa Nasional, Bank Tamara, Bank Pos
Nusantara, dan Bank Rama.

Alasan penggabungan itu, menurut Glenn, adalah agar bank-bank
yang berstatus BTO itu lebih efisien. Selain itu, lanjutnya, sesuai
dengan letter of intent IMF, pemerintah akan membangun beberapa bank
inti (core bank), dan salah satunya adalah Bank Danamon yang memiliki
jumlah cabang dan deposan terbesar. Saat ini, Bank Danamon tercatat
memiliki sekitar 700 kantor cabang.

Glenn juga menuturkan, BPPN harus lebih dulu membicarakan rencana
penggabungan BTO itu dengan Badan Pengawas Pasar Modal (Bape-pam),
sebelum merealisasikannya. Alasannya, beberapa BTO tersebut merupakan
perusahaan publik.

Saat ditanya wartawan, Glenn tidak dapat memastikan apakah
penggabungan delapan BTO dengan Bank Danamon itu akan mengakibatkan
pengurangan jumlah karyawan. "Itu bisa ditanyakan kepada manajemen
Bank Danamon, apakah diperlukan pengurangan karyawan atau tidak.
Saya tidak dapat menjawabnya," ujarnya.

Secara terpisah, Sekretaris Agensi BPPN Christovita Wiloto
mengatakan, rencana peng-gabungan delapan BTO dengan Bank Danamon itu
tidak tertutup dari beberapa perubahan. "Contohnya, jika ada investor
yang berminat pada salah satu dari delapan bank itu, bisa saja
pemerintah membatalkan bank tersebut digabung dengan Bank Danamon dan
menjualnya kepada si investor," kata Christovita.

BCA dengan RSI
Selain menggabungkan Danamon dengan delapan BTO tersebut, pemerintah
juga menggabungkan BCA dengan Bank RSI.
"Pemegang saham BCA dan Bank RSI 'kan mirip dan ada keterkaitan.
Kita mengambil momentum untuk mengkonsolidasikan antara keduanya.
Pemiliknya satu, sedangkan banknya dua, maka lebih baik digabung saja
menjadi satu bank," kata Glenn saat ditanya alasan penggabungan BCA
dengan RSI.

Glenn menjelaskan pula, Bank Niaga-bank yang mengundurkan diri
dari program rekapitalisasi perbankan tahun 1999 dan kini berstatus
BTO khusus-tidak ikut digabungkan sebagaimana BTO lainnya. Alasannya,
ada beberapa investor asing yang menyatakan berminat membeli Bank
Niaga, tetapi pemerintah belum memutuskan apa pun. (fey)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home