Thursday, December 30, 1999

Bapepam: Right Issue BB Belum Pasti

Bapepam: Right Issue BB Belum Pasti
KOMPAS - Kamis, 30 Dec 1999 Halaman: 3 Penulis: HAR/FEY/TAT Ukuran: 4164
BAPEPAM: "RIGHT ISSUE" BB BELUM PASTI

Jakarta, Kompas
Sampai saat ini, rencana penawaran saham terbatas (right issue)
Bank Bali (BB) masih belum diketahui secara pasti. Sebab, Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sendiri sampai sekarang juga mengaku
masih belum mengetahui kejelasan sikap Tim Pengelola BB.

"Apabila mereka (BB) tidak memenuhi apa yang ditentukan oleh UU
Pasar Modal, Bapepam tidak akan mengeluarkan surat efektif untuk right
issue Bank Bali," ujar Kepala Bapepam Jusuf Anwar usai memberikan
keterangan pers akhir tahun Pasar Modal Indonesia, di Jakarta, Rabu
(29/12).

Sebelumnya, Kepala Biro Pengawas Keuangan Perusahaan I Bapepam,
Freddy Saragih menandaskan, sampai Kamis pihaknya belum dapat menerima
pendaftaran emisi efek dalam rangka right issue BB yang diajukan pihak
manajemen BB. Pendaftaran emisi itu dilakukan ketika saham BB masih
disuspend perdagangannya.

Bapepam sendiri menetapkan, suatu perusahaan yang akan
melaksanakan right issue, minimal 28 hari sebelumnya sudah harus
mendaftarkan ke Bapepam. Dalam kasus BB, batas akhir pendaftarannya
nanti adalah 31 Desember 1999. Jika tidak memenuhi itu, pelaksanaan
right issue BB harus ditunda sampai tahun depan.

Rapat
Untuk mengetahui kejelasan sikap BB, Jusuf Anwar mengaku telah
menugaskan Freddy Saragih, untuk mengikuti rapat Rabu sore dengan BB
untuk membahas kemungkinan right issue BB. Jusuf berharap rapat itu
dapat memberikan keputusan final menyangkut rencana right issue BB.
"Saya berharap begitu. Tetapi, jika tidak ya sudah." katanya. Ditanya
apakah rencana right issue bisa ditunda? "Bisa saja, jika syaratnya
tidak dipenuhi. Sebab, Bapepam 'kan harus melindungi publik investor,"
lanjutnya.

Kalaupun rapat sore ini tidak memberikan hasil, Jusuf menyerahkan
semuanya kepada BB sendiri. "Terserah mereka. Mau batal atau apa,
terserah. Yang jelas tidak akan efektif. Harusnya mereka serius.
Sebab, jika tidak serius kapan restrukturisasi BB akan selesai,"
lanjutnya.

Melihat belum adanya kejelasan sikap BB, Jusuf memperkirakan right
issue itu baru bisa dilaksanakan pada pertengahan Januari tahun depan.
Bukan pada awal Januari, sebagaimana diinginkan BB. "Itu pun kalau
semua ketentuan Pasar Modal sudah dipenuhi BB. Kalau tidak kami tidak
akan mengeluarkan surat efektif," katanya.

Sebelumnya, saham BB sudah diperdagangkan kembali mulai Jumat lalu
setelah perdagangan sahamnya dibekukan sementara (suspend) oleh PT
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES), Agustus
lalu. Keputusan itu diambil setelah manajemen BB (tim yang ditunjuk
Badan Penyehatan Perbankan Nasional/BPPN) menyampaikan surat yang
memuat tentang keterbukaan informasi material.

Pencabutan pembekuan ini merupakan tahapan untuk menuju right
issue, yang memberikan kesempatan pertama membeli kepada para pemegang
saham lama BB (termasuk keluarga Rudy Ramli).

Yakin tak mundur
Secara terpisah, Agency Secretary BPPN Christovita Wiloto
menjelaskan, tim pengelola BB yang ditunjuk BPPN memerlukan waktu
untuk mengumpulkan data, guna menjawab pertanyaan Bapepam seputar
pemilik Deutsche Boerse Clearing AG (DBC).

"Untuk menjawab pertanyaan Bapepam seputar DBC itu diperlukan
waktu, karena tim pengelola Bank Bali yang se-karang 'kan berbeda
dengan tim pengelola Bank Bali yang tempo hari. Jadi, tim pengelola
Bank Bali yang sekarang harus kembali mengumpulkan data dan
informasi," kata Christovita.

Christovita menuturkan, BPPN dapat memaklumi Bapepam masih
menanyakan beberapa informasi kepada tim pengelola BB.
Kepala BPPN Glenn MS Yusuf sendiri sebelumnya mengungkapkan,
seandainya right issue BB diundur, hasil due diligence (pemeriksaan
menyeluruh dan mendalam dari berbagai aspek) yang didasarkan pada
laporan keuangan BB bulan Juni 1999 tidak dapat dipakai lagi, karena
batas waktu penggunaan laporan keuangan adalah enam bulan. Sehubungan
dengan itu, jika right issue BB diundur, kembali akan dilakukan due
diligence berdasarkan laporan keuangan September 1999.
(har/fey/tat)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home