Tuesday, July 27, 1999

BPPN Tengahi Kemelut SCB dan Bank Bali

BPPN Tengahi Kemelut SCB dan Bank Bali
KOMPAS - Selasa, 27 Jul 1999 Halaman: 2 Penulis: GUN/FEY/MON Ukuran: 4179
BPPN TENGAHI KEMELUT SCB DAN BANK BALI

Jakarta, Kompas
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tampil menengahi
kemelut antara pemilik Bank Bali (BB) dan Standard Chartered Bank
(SCB). Tindakan yang dilakukan BPPN adalah dengan menandatangani
perjanjian investasi (investment agreement) dengan SCB di Jakarta,
Senin (26/7). Dalam perjanjian itu ditegaskan, SCB tetap memiliki
saham BB hingga 20 persen.

Pihak BPPN tidak menjelaskan apa yang terjadi di balik
mendadaknya BB berstatus bank take over (BTO)-bank yang diambil-alih
pemerintah. Status BB adalah bank rekapitalisasi, dan perjanjian
rekapitalisasi antara BB dengan SCB telah ditandatangani tanggal
22 April 1999 lalu. Pada saat penandatanganan itu, SCB sepakat
menyetor dana 56 juta dollar AS ke rekening yang ada di Bank
Indonesia.

Status BTO, berdasarkan skema BPPN hanya dikenakan pada bank
yang pemiliknya tidak mampu menyetor modal tambahan-sementara bank
itu relatif bagus-serta tidak ada investor yang berminat membeli
bank tersebut.

Namun Jumat (23/7) lalu Bank Indonesia (BI) telah menyerahkan
BB ke BPPN. Alasannya, tanggal 22 Juli sebagai deadline penyetoran
dana secara penuh ke rekening di BI, tidak dipenuhi SBC. SCB malah
ingin menarik diri dari BB.

BTO
Sekretaris Agensi BPPN, Christovita Wiloto, dalam siaran pers
BPPN mengatakan, status Bank Bali kini BTO. Langkah lanjutan dari
status BTO itu, diadakan persetujuan manajemen (management agreement)
antara BPPN dengan SCB. Kedua lembaga itu telah membentuk tim
pengelola dan tim pengawas Bank Bali. Pengendalian SCB terhadap BB
mulai berlaku efektif Senin kemarin.

Tim pengawas Bank Bali diketuai JB Sumarlin (sebelumnya
menjabat Presiden Komisaris Bank Bali) mewakili BPPN. Anggotanya, IN
Suwandha (sebelumnya menjabat Komisaris Bank Bali). Sementara, tim
pengelola Bank Bali terdiri dari Hendri Kurniawan dan IGM Mantera
(sebelumnya keduanya menjabat Direktur Bank Bali), serta beberapa
wakil dari Standard Chartered.

Selain itu, Bank Bali akan dikelola pula oleh tim pendukung
yang terdiri dari para pejabat eksekutif Bank Bali dan Standard
Chartered. Tim pendukung itu dipimpin Douglas Beckett, yang sebelumnya
menjabat Kepala Regional, Korporat, dan Institutional Banking Standard
Chartered untuk Asia Tenggara. Tim pendukung itu akan lebih dulu
diajukan kepada BI untuk memperoleh persetujuan.

Dalam perjanjian investasi itu, juga disebutkan SCB memiliki
hak untuk membeli saham BB sampai 100 persen melalui call option.
Untuk itu, SCB setuju memberi BPPN put option atas saham Bank Bali
dengan harga serendah-rendahnya, sesuai dengan harga right issue
dalam waktu lima tahun.

SCB kecewa
Telepon genggam Presiden Direktur Bank Bali, Rudy Ramli, tidak
aktif ketika dihubungi Kompas. Staf Corporate Secretary Bank Bali
mengatakan, pihaknya sibuk melayani telepon dari para nasabah.
"Banyak pihak juga menelepon ke kantor pusat menanyakan masalah BB,
namun sampai sejauh ini tidak ada rush," katanya.

Sumber di Departemen Keuangan mengatakan, ada kemungkinan Rudy
Ramli telah kabur. "BPPN pun kesulitan menghubunginya," kata sumber
itu. Sementara seorang penelepon kepada Kompas menyatakan dirinya kini
sangat ketakutan, meski tak menjelaskan siapa dia. "Tolonglah, apa
yang terjadi di balik semua kemelut BB itu, dan siapa yang bermain di
baliknya," kata penelepon itu, yang mengaku akan segera take off entah
ke mana.

Sumber Depkeu itu mengatakan, kemelut BB bermula dari kecewanya
SCB karena BB telah menggembosi sendiri aset BB. Misalnya, aset-aset
BB yang bagus-bagus telah dijual langsung oleh pemiliknya. "Nilai
aset BB anjlok drastis, dan SCB kecewa sehingga menarik diri. SCB
bertahan karena ada intervensi BPPN," katanya.

Christovita mengaku belum tahu soal itu. Namun dia mengatakan,
jika hal semacam itu terjadi, akan ketahuan dalam pemeriksaan
menyeluruh terhadap tubuh BB. Sementara harian Singapura, Business
Times, memberitakan, SCB meminta jaminan dari BPPN agar aset-aset
BB-terutama kredit-kreditnya-dijamin BPPN. (gun/fey/mon)